MEMBANGUN HUBUNGAN VERTIKAL DAN HUBUNGAN HORIZONTAL SECARA SELARAS

Zakat adalah rukun Islam atau tiangnya agama Islam menempati posisi tengah antara syahadat, shalat dan puasa, haji. Fungsi tiang dalam sebuah rumah memiliki peran penting bagi tegak kokohnya sebuah rumah dan demikian pula posisi zakat dalam rukun Islam.

Dalam Islam hablun minallah (hubungan vertikal) dan hablun minannas (hubungan horizontal) adalah satu kesatuan hubungan dan saling terpengaruh antara satu dengan yang lain. Allah Maha Bijaksana dan sempurna ciptaan-Nya.

Rasulullah SAW menceritrakan seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hisyam yang kuat sekali dalam tahajudnya dan telah dilakukan berpuluh-puluh tahun. Pada suatu ketika saat hendak mengambil wudhu untuk tahajud, Abi dikagetkan oleh keberadaan sosok mahluk yang duduk di bibir sumur seraya bertanya: wahai hamba Allah siapakah Engkau….?. Sambil tersnyum sosok itu berkata: Aku Malaikat utusan Allah”. Abu bin Hisyam kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu Malaikat mulia. Lalu Abu bertanya: Apa yg sedang engkau lakukan disini…??. Malikat itu menjawab; “ Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah”. Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya: “wahai Malaikat buku apakah yang kau bawa…??. Malaikat menjawab: “ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah”. Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hisyam berharap dalam hati namanya ada disitu. Maka Abu bertanya kepada Malaikat itu. Wahai Maalikat, adakah namaku disitu…??. Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu mengingat amalan ibadahnya yang tidak kena putusnya, selalu mengerjakan shalat tahajud setiap malam, berdoa dan bermunajat pada Allah disetiap sepertiga malam.

Baiklah aku buka, kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan ternyata Malaikat itu menyatakan tidak menemukan nama Abu Hisyam di dalamnya. Tidak percaya, Abu Hisyam meminta Malaikat mencarinya sekali lagi. “Betul…..namamu tidak ada di dalm buku ini” kata Malaikat.

Abu bin Hisyam pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat, dia menangis sejadi-jadinya. “Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat….tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pencinta Allah. Melihat itu Malaikat berkata: “wahai Abu bin Hisyam…..!!!! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur….mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi engkau di larang Allah menulis nmamu. Apakah gerangan yg menjadi penyebabnya..??? Tanya Abu Hisyam. “Engkau memang bermunajat kepada Allah tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga keman-mana dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada orang yang sakit atau lapar, tidak engkau tengok dan beri makan, bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pencinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allah..?? kata Malaikat itu.

Abu bin Hisyam seperti disambar petir disiang bolong. Dan tersadar hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allah semata (hablun minallah) tetapi juga ke sesama manusia (hablun mina nnas) dan alam .

Semua mahluk adalah ciptaan Allah, dengan hewan ternakpun ketika akan disembelih harus sesuai aturan agar tidak terjadi kesewenang-wenangan, apalagi dengan sesama manusia. Manusia saling membutuhkan, tak mungkin beras bisa jadi nasi dan sampai di perut kita tanpa melewati jasa petani, buruh, ART dan sebagainya, maka apakah komunikasi saling membantu antara orang kaya dan orang miskin itu penting ??. Mari kita renungkan dan pikirkan rahasia Allah menciptakan semua mahluknya secara serasi.

Zakat adalah ibadah maliyah ijtimaiyah, dorongan mengerjakannya bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban setiap individu dan bukan pula sekedar menjauhkan diri dari siksaan panasnya api neraka, atau mengejar pahala yang berlipat ganda. Zakat adalah aktualisasi keimanan kita dalam ranah sosial kemasyarakatan, sarat dengan nilai-ilai kemanusiaan dan solidaritas sosial. Artinya, zakat mentransformasikn nlai-nilai ketuhanan kedalam kehidupan nyata di masyarakat. Inilah makna dari hubungan vertikal yang dilakukan dengan penuh keikhlasan mendorong terlaksananya hubungan horizontal secara selaras.

Zakat mentransformasikn nlai-nilai ketuhanan kedalam kehidupan nyata di masyarakat. Inilah makna dari hubungan vertikal yang dilakukan dengan penuh keikhlasan mendorong terlaksananya hubungan horizontal secara selaras.

Dahlia Syuaib, Ketua Baznas Sulteng

BAZNAS PROVINSI SULAWESI TENGAH MENUNGGU ZAKAT, INFAK/SEDKAH ANDA YANG DAPAT KAMI SALURKAN KEPADA MUSTAHIQ SESUAI SYARI’AH.

VISI BAZNAS –RI 2025 : “ Menjadi Lembaga Utama Menyejahterakan Ummat”

Visi BAZNAS Provinsi Sulawesi Tengah 2025 “Unggul Dalam Pengelolaan Zakat Menuju Pembangunan Kesejahteraan Umat ”.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest
Share on pocket
Pocket
Share on whatsapp
WhatsApp
Rekening Baznas
Copyright © 2021 Baznas Sulawesi Tengah